28 Oktober 2022

SEJARAH DESA NGURI KECAMATAN LEMBEYAN KABUPATEN MAGETAN

 

Pada zaman dahulu Desa Nguri Berwujud hutan lebat, banyak pohon – pohon besar tumbuh dan semak – semak dengan duri – duri yang tajam sehingga sulit untuk di rambah dan banyaknya binatang buas yang hidup di dalamnya, suatu Ketika ada sekelompok orang yang berasal dari daerah Kerajaan Mataram. Mereka menyelusuri daerah ke daerah karena di kejar – kejar oleh bangsa kompeni Belanda, kelompok yang berasal dari Mataram  di pimpin oleh seorang yang Bernama KYAI SENGGORO. Didalam perjalanan Kyai Senggoro selalu berdoa meminta perlindungan dari Allah Swt dan mencari akal supaya tidak dapat di tangkap oleh serdadu kompeni Belanda. Seluruh anggota rombongan Kyai Senggoro saat itu sangat patuh dengan segala perintah Kyai dalam menjalankan ibadah dan perintah pekerjaan yang lain.

Pada suatu ketika ada  tempat yang dianggap sangat aman untuk di gunakan sebagai tempat tinggal untuk waktu yang lama, tempat tersebut banyak di tumbuhi pohon lebat yang berada di pinggir aliran sungai. Sehingga mereka berniat merubah hutan tersebut menjadi permukiman penduduk.

Maka mulailah mereka membabat hutan, dengan gigihnya tanpa mengenal waktu untuk menebang dan membabat hutan semak belukar tersebut. Sehingga terbentuklah lahan yang luas. Lahan tersebut di buat untuk permukiman dan lahan pertanian unuk kebutuhan makan sehari – hari.

Kyai Senggoro mempunyai anak laki – laki yang Bernama Wongsodrono, yang lebih suka memilih menjadi seorang pedagang. Dan Kyai Senggoropun merestui dan memberi modal usaha anknya untuk berdagang hasil pertanian dari daerah tersebut, karena waktu itu yang di perdagangkan hanya hasil pertanian Namun Wongsodrono kurang beruntung dalam usaha berdagangnya, karena selama berdagang tersebut belum pernah mendapatkan laba/untung,dia selalu merugi berkali kali di beri modal lagi oleh Kyai Senggoro selalu saja merugi hingga modalnya sampai habis (Cures,Ngures,Nguris).

 

Wongsodrono merasa sangat jengkel dengan usaha dagangnya yang selalu rugi dan gagal, karena jengkelnya merasakan nasib dirinya yang selalu sial tersebut, pada suatu hari dia merenung di suatu tempat, yang mana tempat itu banyak di tumbuhi pohon Bambu Ori, di saat Wongsodrono merenung terdengar bisikan yang intinya memberikan semangat dan jangan berputus asa dalam berusaha.

Wongsodrono akhirnya bersemangat Kembali untuk menata dan memulai usahanya Kembali dan akhirnya ada perubahan pesat dengan usahanya. Dengan usahahanya yang berasal dari bisikan tersebut akhirnya tempat tersebut di beri nama Nguri yang mempunyai arti semangat untuk menelateni suatu usaha dan akhirnya sampai sekarang menjadi nama Desa yaitu NGURI.

 

 

Sedangkan Bekel/Lurah/Kepala Desa selanjutnya Adalah :

  1. Sudrono
  2. Irodrono
  3. Markaban
  4. Tirto Widjojo ,Tahun 1827 – 1850
  5. Kromodrono , Tahun 1850 – 1852
  6. Sodjojo, Tahun 1852 – 1862
  7. Ekodjojo, Tahun 1862 – 1885
  8. Atmo Santono, Tahun 1885 – 1895
  9. Suromedjo, Tahun 1995 – 1908
  10. Kerto Dikromo, Tahun 1908 – 1918
  11. Suro Redjo, Tahun 1918 – 1945
  12. Hasmoredjo, Tahun 1945 – 1978
  13. Sardju, Tahun 1978 – 1989
  14. Suwarto, Tahun 1990 – 2007
  15. Sriyono, Tahun 2007 – Sekarang

 

ANIK SUNARSIH (KAUR TATA USAHA DAN UMUM)    MASDUKI (KAUR PERENCANAAN)    WIWIK HANDAYANI (KAUR KEUANGAN)    SURATNO (KASI PEMERINTAHAN)    ARIES AFRIANA MASHURI (KASI PELAYANAN)    SARNU (KAMITUWO)    SASTRO JAMIN (KASI KEMASYARAKATAN)    SUWARNO (KAMITUWO)    SIGIT SUWANTO (KAMITUWO)    MARSINI (KAMITUWO)    PARMONO (KAMITUWO)    PURWATI (KAMITUWO)    PUJIANTO (STAP KAMITUWO)    MARJI (STAP KAMITUWO)    SURATMAN (STAP KAMITUWO)